Coretan 27 Oktober 2016


Setelah sekian lama aku baru menyadari bahwa aku benar-benar konyol. Untuk kesekian kalinya aku kelupaan membawa pulang charger handphone-ku dan setelah teleponmu yang terakhir, akhirnya handphone-ku mematikan dirinya sendiri. Padahal aku sudah bilang ingin ngobrol sejenak melalui video call denganmu sebelum tidur, tapi apalah daya. Mau pinjam ke tetangga kost, bikin malu, karena kejadian charger ketinggalan memang bukan pertama kali. Sial sekali… Ah untungnya aku punya kabel data. Aku charge saja handphone-ku ke laptop. Tapi jika di-charge di laptop resikonya adalah laptop itu harus digunakan agar layarnya tidak mati sendiri (sleep mode).  Jika laptopnya sleep mode maka otomatis aliran listrik yang dialirkan oleh laptop akan terputus dan tentu saja handphone-ku akan tetap mati. That’s not good at all… Jadi aku memutuskan untuk membunuh waktu dengan membuat tulisan ini.

Aku bukannya tidak punya tulisan yang lebih indah untuk diposting, tetapi aku rasa menulis cakaran ayam seperti ini bukan hal yang buruk juga. Lupakan membunuh waktu, karena aku mulai menyukai “ide-ide yang berlompatan kesana kemari serta jemari tangan yang berusaha keras untuk mengejarnya.” Mendengar bunyi tik tik tik tik dari keyboard yang dipencet berulang-ulang beradu dengan tik tik tik dari luar, ya di luar sedang gerimis lembut, mulai terasa akrab dan menyenangkan. Hahaha aku sedikit meracau.

“Sebenarnya tulisan ini ada intinya tidak?” Entahlah, aku juga bingung. Aku akan berhenti mengetik apabila tulisan ini menemui jalan buntu atau aku merasa telah membuat tulisan yang lumayan untuk bisa dipahami.

“Semakin tidak jelas?” Yah okelah, setidaknya kamu masih bertahan untuk membacanya sampai saat ini. Be Strooong...

Baiklah aku akan membahas tentang harimu esok. Mengapa tentang kamu? Karena membahas tentangmu tidak akan pernah menemui jalan buntu. Seperti yang kamu tahu, besok adalah hari terpagi dalam seminggu dimana kita harus memulai aktifitas. Seharusnya aku dan kamu sekarang sudah mendengkur dibawah selimut kita masing-masing (kita sekarang sudah tidak lagi kuat untuk begadang). Tapi itu tidak terjadi karena aku masih berkutat dengan tulisan ini dan kamu sibuk dengan tetek bengek persiapan penyambutan tamu agung untuk besok. Yah kita memiliki aktifitas yang berbeda, tetapi kita tetap mengejar mimpi yang sama. 

Yah mimpi yang sama. By the way soal mimpi, jangan pernah takut bermimpi, karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Meskipun suatu saat kamu terjatuh, tertatih, tersungkur, jangan takut… Aku akan jadi orang yang selalu menggandengmu. Jadi tetaplah fokus dan lakukan yang terbaik yang kamu bisa. Ingatlah bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati proses.

Hei, aku memikirkanmu lo, selalu. Semua tentangmu. Aku tahu kamu tipe orang yang sangat serius dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas yang dibebankan padamu, tapi jangan lupa untuk memikirkan daya tahan tubuhmu. Kelelahan yang diabaikan, kurangnya jadwal tidur, dan makan yang tidak teratur nantinya dapat menghambatmu mengejar target lo. Ah mungkin aku terlalu menyebalkan dan cerewet mengingatkanmu ini itu. Tapi percayalah, aku melakukannya karena aku peduli.  Aku tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi padamu.

Kembali pada hiruk pikuk perayaan besar di tempat kerja kita yang dilaksanakan esok hari yang bertepatan dengan hari dimana kamu dilahirkan. Aku bisa saja mengucapkan selamat ulang tahun pertama kali dan membuat surprise dengan mendatangimu saat tengah malam, tapi aku tidak ingin menjadi pengganggu bunga tidurmu. Tidurmu harus berkualitas, daripada sekedar mengejar haha hihi surprise tengah malam. Seandainya aku boleh jujur, aku justru ingin jadi yang terakhir mengucapkan selamat ulang tahun padamu karena itu bermakna bahwa aku ingin menjadi orang terakhir untukmu. 

Jika kamu masih terkejut, bengong, dan menatapku tidak percaya sambil berkali kali menanyakan pertanyaan ini, ”Kamu cinta aku? Kok kamu bisa sesayang itu sama aku?”

Maka akan kujawab mantap dengan menatap lurus bola matamu dan berkata, ”Karena kamu memang pantas untuk dicintai. Berbahagialah, karena aku cuma ingin lihat kamu bahagia…”





Special for your pre-bornday, AP

My room, 27 Oktober 2016


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat untuk Kakak yang Menyebarkan Virus Writing is Healing.

Di Persimpangan

Kabut